Pages

Minggu, 09 September 2012

Belajar bersyukur...

      setiap hari dan setiap saat sangat sulit untuk bersyukur. aku terkadang bertanya pada Tuhan, mengapa Tuhan tidak pernah memberikan kebahagiaan pada diriku. Aku sering kali mengeluh atas hidup yang aku jalani saat ini. Ketika diriku berdoa di hadapan Tuhan aku sering menyalahkannya, aku sering menghujatnya dan aku sering menganggap bahwa Tuhan itu tidaklah adil. Mungkin itu merupakan dosa besar yang aku lakukan.
     Namun tiba di suatu hari ketika diriku menyusuri jalanan kota yang sangat panas dan penuh peluh. Aku berniat untuk mencoba menjadi sederhana dengan melakukan peregrinatio. Sepanjang perjalanan diriku melihat banyak hal yang sungguh mengugah diriku. Setiap langkah yang aku tapakkan menyiratkan bagaimana Tuhan begitu baik Sehingga Ia memberikan bumi dan tanah yang dapat ditinggali oleh manusia. Namun aku melihat hal yang lebih menyayat hati. Ketika aku berjalan tak pernah ada habisnya aku melihat orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal. Orang biasa menyebut sebagai gelandangan. mereka menggantungkan hidup mereka pada jalanan. wajah mereka begitu kotor. Pakaianya pun compang camping. Hal yang aku pikirkan pertama kali adalah bahwa mereka tak pernah menyerah dalam menjalani hidup ini. Dibalik semua hal yang mereka alami, aku masih bisa melihat senyuman dari wajah mereka. Senyuman itu memancarkan ketulusan yang tidak ada duanya. Aku semakin menyadari bahwa diriku begitu tak berguna. Aku selalu mengeluh dan tidak pernah sekalipun bersyukur. Padahal kehidupan yang aku jalani saat ini, jauh lebih baik dibanding para gelandangan dan juga anak jalanan yang aku jumpai. Ya, aku memang orang yang bodoh yang tak pernah menyadari kebaikan Tuhan. Mata hatiku tertutup karena diriku begitu egois dan tak pernah menyadari bahwa masih banyak orang lain yang lebih sulit dariku. 
        Ya, hidup itu memang tak pernah sama. antara aku dengan orang lain memilki jalan dan garis yang berbeda. Namun seluruh manusia di bumi ini tentu memiliki hak yang sama yaitu hak untuk selalu di sapa oleh Tuhan yang sesungguhnya selalu mengulurkan tangannya. mulai saat ini aku akan mengubah hidupku. Aku akan berusaha bersyukur. Seorang yang lebih menderita dibanding diriku saja bisa selalu bersyukur, mengapa aku tidak ?

Minggu, 02 September 2012

Puisi :D


Tik… Tik… Detik…
(falsafah mengenai hidup)

Tik.. tik.. detik..
Mengelitik,
Sedikit mengusik namun terkadang apik,
Jarum tak bisa menampik,
Bahkan sulit untuk melirik..

Tik.. tik..
Bunyinya “tik..tik..”
Sang tik berjalan ke kanan,
Tak pernah memikirkan tekanan..

Tik.. tik..
Ketika berada di atas,
Maupun berada di bawah,
Tetap berdetik
Dan selalu nyentrik...

Tik.. tik..
Detik dan detik
Bila sudah berdetik
Tentu tak akan ada yang bisa mengusik .

Tik.. tik..
Tak akan pernah jarum jam berbalik,
Yang dihadapi adalah pelik,
Terkadang mencekik,
Tentu selalu kanan tak akan pernah kiri,
Berjalan selalu tak akan pernah berhenti,
Maju selalu tak akan pernah mundur .
Tik.. detik.. klik..
Sang jarum berbunyi tik !
Tik bagian dari detik
Detik berada di sebuah jam
Sang detik terus akan tik
Sampai titik paling pelik ..

Tik.. tik..
Tik..
Detik..



_”Terinspirasi dari sebuah jam kuno yang selalu menemani”_

Kamis, 14 Juni 2012

buat yang lagi galau


KERISPATIH "LAGU RINDU"

Intro: D   Bm   A   D   A

D          Em      F#m     A
Bintang malam katakan padanya
Bm   F#m             Em      A
Aku ingin melukis sinarmu di hatinya
D       Em     F#m      A
Embun pagi katakan padanya
G        F#m       Em                A
Biar kudekap erat waktu dingin membelenggunya

Interlude: D   A
               
Reff

Bm           F#m          G      
Tahukah engkau wahai langit
Bm            F#m    G
Aku ingin bertemu membelai
      A 
Wajahnya

     Bm       F#m      G          
Kan kupasang hiasan angkasa yang 
  F#m     Em               A
Terindah hanya untuk dirinya
D     Em       F#m     A  Bm    
Lagu rindu ini kuciptakan hanya 
F#m       G              A
Untuk bidadari hatiku tercinta

D        Em       F#m      A 
Walau hanya nada sederhana
G            F#m    Em         A 
Ijinkan kuungkap segenap rasa dan kerinduan

Bm A G A Bm F#m G A Bm F#m G F#m Em F#m G# Bbm B  

C#m        G#m           A G#m   
Tahukah engkau wahai langit
C#m           G#m       A       B
Aku ingin bertemu membelai wajahnya
     C#m       G#m     A          G#m           
Kan kupasang hiasan angkasa yang terindah 
F#               B
Hanya untuk dirinya

E   Am   E   Am   E

Kamis, 15 Maret 2012

Gus dur oh Gus Dur

gak sengaja gue teringat akan sosok Gus Dur.... dia tuh terkenal dengan joke-joke yang menggelitik dan menyindir :D akhirnya iseng gue cari aja beberapa joke, smpai akhirnya gue menemukan 15 joke yang pernah Gus Dur lontarkan ketika masih hidup...
ini dia :D :

Mungkinkah Gus Dur benar-benar percaya pada isyarat dari makam-makam leluhur? Kelihatannya dia memang percaya, sebab Gus Dur selalu siap dengan gigih dan sungguh-sungguh membela “ideologi”nya itu. Padahal hal tersebut sering membuat repot para koleganya.
Tapi, ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya kenapa Gus Dur sering berziarah ke makam para ulama dan leluhur.
“Saya datang ke makam, karena saya tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak punya kepentingan lagi.” Katanya.
******************************
2. Berdoa Sebelum Makan
Waktu Gus Dur menjabat Presiden RI, sekali waktu beliau bertemu dengan para romo (pastor) seluruh Keuskupan Agung Semarang. Dan, tak ketinggalan Gus Dur menyelipkan ceritanya. Ini pastor-pastor itu di sebuah negeri senang berburu binatang buas.
Sekali waktu, selesai misa hari Minggu, seorang pastor pergi ke hutan berburu binatang buas. Ia melihat seekor harimau. Langsung sang pastor mengokang senapannya dan menembak: “Dor – dor!” Wah, ternyata tembakannya meleset dan sang harimau balik mengejar sang pastor. Pastor segera berlari mengambil langkah seribu. Tiba-tiba si pastor berhadapan dengan jurang yang dalam. Si pastor langsung berhenti, berlutut, dan mengatupkan tangannya berdoa sebelum diterkam harimau. Berdoa sebelum mati.
Selesai berdoa, sang pastor terheran-heran karena ternyata ia masih hidup, tidak diterkam harimau. Waktu ia menoleh ke kanan, dilihatnya harimau itu berlutut di sampingnya dan berdoa sambil mengatupkan kedua kaki depannya, seperti orang Katolik mengatupkan kedua tangannya ketika sedang berdoa. Si pastor lalu bertanya kepada harimau, “Harimau, kamu kok tidak menerkam saya, malah malah kamu ikut-ikutan berdoa seperti saya. Mengapa?” Jawab harimau: “Ya, saya sedang berdoa. Berdoa sebelum makan!”
*******************************
Rombongan jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan serius dalam bahasa Arab.
Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap: Amin, Amin, Amin!
Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka: “Lho kenapa Anda berkerumun di sini?”
“Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai.”
*******************************
Saking udah bosannya keliling dunia, Gus Dur coba cari suasana di pesawat RI-01. Kali ini dia mengundang Presiden AS dan Perancis terbang bersama Gus Dur buat keliling dunia. Boleh dong, emangnya AS dan Perancis aja yg punya pesawat kepresidenan. Seperti biasa…
Setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya.Tidak lama presiden Amerika, Clinton mengeluarkan tangannya dan sesaat kemudian dia berkata: “Wah kita sedang berada di atas New York!”
“Itu.. patung Liberty kepegang!”, jawab Clinton dengan bangganya.
Ngga mau kalah presiden Perancis, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar. “Tau nggak… kita sedang berada di atas kota Paris!”, katanya dengan sombongnya.
“Wah… kita sedang berada di atas Tanah Abang!!!”, teriak Gus Dur.
“Lho kok bisa tau sih?” tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa ngeliat.
Karena disombongin sama Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat…
“Ini… jam tangan saya ilang…”, jawab Gus Dur kalem.
Presiden Indonesia: “Wah… kok bisa tau juga?”
“Itu… menara Eiffel kepegang!”, sahut presiden Perancis tersebut.
Presiden Indonesia (Gus Dur): “Lho kok bisa tau sih?”
*******************************
Suatu ketika Gus Dur dan ajudannya terlibat percakapan serius.
Ajudan: Gus, menurut Anda makanan apa yang haram?
Gus Dur: Babi
Ajudan: Yang lebih haram lagi
Gus Dur: Mmmm … babi mengandung babi!
Ajudan: Yang paling haram?
Gus Dur: Mmmm … nggg … babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi!
*******************************
6.Cuma Takut Tiga Roda
Suatu hari, saat Abdurarahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI, ada pembicaraan serius. Pembicaraan bertopik isu terhangat  dilakukan selesai menghadiri sebuah rapat di Istana Negara.
Diketahui, pembicaraan itu mengenai wabah demam berdarah yang kala itu melanda kota Jakarta. Gus Dur pun sibuk memperbincangkan penyakit mematikan tersebut.
“Menurut Anda, mengapa demam berdarah saat ini semakin marak di Jakarta Pak?” tanya seorang menterinya.
“Ya karena Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso melarang bemo, becak, dan sebentar lagi bajaj dilarang beredar di Kota Jakarta ini. Padahal kan nyamuk sini cuma takut sama tiga roda…!”
*******************************
7. Membuang Presiden
Apa akibatnya kalau seorang presiden terlampau lama memegang kekuasaan? Apalagi jika ditambah seringnya ia membohongi rakyatnya sendiri? Tentu rakyat akan protes dan marah, karena menganggap presidennya telah berkhianat.
Tapi ini cerita Gus Dur tentang seorang presiden Filipina yang punya tiga orang anak. Merasa ayah mereka adalah orang nomor satu di negerinya, anak-anal sang presiden pun lantas bertingkah neko-neko.
Anak kedua presiden ingin mencari popularitas dengan menyebarkan jutaan lembar uang kertas pecahan 5 peso dari sebuah pesawat terbang.
Kakaknya tak mau kalah pamor. Dengan pesawat yang digunakan adiknya sebelumnya, sang kakak menyebarkan jumlah uang jauh lebih banyak dari adiknya.
Anak perempuan presiden juga ingin populer, tapi tidak mau meniru cara yang dilakukan oleh kedua kakaknya. Karena bingung, ia pun bertanya kepada pilot pesawat yang ikut menyebarkan uang bersama dua kakaknya itu.
“Mas kapten, aku ingin populer seperti dua kakakku sebelumnya, tapi tindakan populer apa yang bisa membahagiakan rakyat?”
“Gampang sekali: Buang saja ayah nona dari atas pesawat.”
*******************************
8. Becak, Dilarang Masuk
Saat menjadi Presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan Mahfud MD tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik.
Ceritanya ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “Becak dilarang masuk”. Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tak boleh masuk jalan ini,” bentak Pak polisi. “Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong tidak ada pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk,” jawab si tukang becak.
“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itukan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk,” bentak Pak polisi lagi.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak begini,” jawab si tukang becak sambil cengengesan.
*******************************
9. Argometer Japan yang Cepat
Di luar Hotel Hilton, Gus Dur bersama sahabatnya yang seorang turis Jepang mau pergi ke Bandara. Mereka naik taksi di jalan, tiba-tiba saja ada mobil kencang banget, menyalip taksi tersebut. Dengan bangga si Jepang berteriak, “Aaaah Toyota made in Japan sangat cepat…!”
Enggak lama kemudian mobil lain nyalip juga taksi tersebut. Si Jepang teriak lagi “Aaaah Nissan made ini Japan sangat cepat.”  Enggak lama kemudian lewat lagi satu mobil menyalip mobil tersebut dan si Jepang teriak lagi “Aaaah Mitsubishi made in Japan sangat cepat…!” Gus Dur dan sopir taksi itu merasa kesal melihat si Jepang ini bener-bener nasionalis.Kemudian, sesampainya di bandara, sopir taksi bilang ke si Jepang.
Supir taksi : “100 dolar please…”
Si Jepang : 100 dolars…?! Its not that far from the hotel…!!”
Gus Dur : “Aaaah… Argometer made ini Japan kan sangat cepat sekali!!”
*******************************
10. Pikiran porno
Dalam suatu kesempatan Gus Dur mengeluarkan sebuah pernyataan yang sebenarnya tidak dimaksudkan untuk menghina. Namun dengan itu bagian dari upaya Gus Dur menyampaikan joke.”Alquran itu kita suci yang paling porno. Ya kan bener, di dalamnya ada kalimat menyusui. Berarti mengeluarkan tetek. Ya udah, cabul kan?”
Mungkin dengan hanya kalimat guyonan itu sebagian masih ada yang merasa diresahkan. Masa sih ulama yang terkenal wali kaya gitu? Maka, di lain waktu Gus Dur mengulangi penjelasannya dengan memilih bahasa yang lebih sopan.
“Maksudnya, itu ayat jadi porno kalau yang baca lagi punya pikiran yang ngeres. Kalau nggak, ya udah. Berarti beres.”
Masih nggak puas. Karenanya pertanyaan berikutnya segera menyusul. “Tapi Gus, Alquran kan bahasanya sopan?”
“Betul, juga bahasa di luar Alquran banyak yang sopan. Tapi, waktu teman saya naik bus, lihat orang lagi bunting. Terus dia mbatin kenapa bisa bunting? Mendadak ‘barangnya’ (alat kelaminnya) berdiri gara-gara pikirannya itu,” jawab Gus Dur.
*******************************
11. Atlet Berlari dikejar Serdadu
Hampir tak ada negara yang rela ketinggalan mengikuti Olimpiade . Acara empat tahunan itu merupakan salah satu cara promosi negara masing-masing. Dan tentu saja , peristiwa ini juga sangat bergengsi karena acara ini diliput oleh semua media massa negara peserta. Wajarlah kalau setiap negara berusaha mengirimkan atlet terbaiknya, dengan harapan mereka bisa mendapatkan emas. Begitulah sambutan Gus Dur saat melepas tim Indonesia ke Olimpiade Sidney yang baru lalu.
Gus Dur lalu bercerita tentang peristiwa yang pernah terjadi di Suriah. Pada waktu Olimpiade beberapa tahun yang lalu, tuturnya, kebetulan pelari asal Suriah merebut medali emas. Sang pelari mampu memecahkan rekor tercepat dari pemenang sebelumnya, bahkan selisih waktunya pun terpaut jauh.
Maka, dia langsung dikerubuti wartawan karena punya nilai berita yang sangat tinggi.
“Apa sih rahasia kemenangan anda?” tanya wartawan.
“Mudah saja,” jawab si pelari Suriah, enteng, “Tiap kali bersiap-siap akan start, saya membayangkan ada serdadu Israel di belakang saya yang mau menembak saya.”
*******************************
12. Peluru Juga Habis…
Ini cerita Gus Dur tentang situasi Rusia, tidak lama setelah bubarnya Uni Soviet. Sosialisme hancur, dan para birokrat tidak punya pengalaman mengelola sistem ekonomi pasar bebas. Di masa sosialisme, memang rakyat sering antre untuk mendapatkan macam-macam kebutuhan pokok, tapi manajemennya rapi, sehingga semua orang kebagian jatah. Sekarang, masyarakat tetap harus antre, tapi karena manejemennya jelek, antrean umumnya sangat panjang, dan banyak orang yang tidak kebagian jatah.
Begitulah, seorang aktivis sosial berkeliling kota Moskow untuk mengamati bagaimana sistem baru itu bekerja. Di sebuah antrean roti, setelah melihat banyaknya orang yang tidak kebagian, aktivis itu menulis di buku catatannya, “roti habis.”
Lalu dia pergi ke antrean bahan bakar. Lebih banyak lagi yang tak kebagian. Dan dia mencatat “bahan bakar habis!”, kemudian dia menuju ke antrean sabun. Wah pemerintah kapitalis baru ini betul-betul brengsek, banyak sekali masyarakat yang tidak mendapat jatah sabun. Dia menulis besar-besar “SABUN HABIS!”.
Tanpa dia sadari, dia diikuti oleh seorang intel KGB. Ketika dia akan meninggalkan antrean sabun itu, si intel menegur “Hey bung! dari tadi kamu sibuk mencatat-catat terus, apa sih yang kamu catat?”.
Sang aktivis menceritakan bahwa dia sedang melakukan penelitian tentang kemampuan pemerintah dalam mendistribusikan barang bagi rakyat .
“Untung kamu ya, sekarang sudah jaman reformasi”, ujar sang intel, “Kalau dulu, kamu sudah ditembak”.
Sambil melangkah pergi, aktivis itu mencatat, “Peluru juga habis!
*******************************
13. Jawaban Ho..oh
Seorang ajudan Presiden Bill Clinton dari Amerika Serikat sedang jalan-jalan di Jakarta. Karena bingung dan tersesat, dia kemudian bertanya kepada seorang penjual rokok. “Apa betul ini Jalan Sudirman?” “Ho oh,” jawab si penjual rokok.
Karena bingung dengan jawaban tersebut, dia kemudian bertanya lagi kepada seorang Polisi yang sedang mengatur lalu lintas. “Apa ini Jalan Sudirman?” Polisi menjawab, “Betul.”
Karena bingung mendapat jawaban yang berbeda, akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur yang waktu itu kebetulan melintas bersama ajudannya. “Apa ini Jalan Sudirman?” Gus Dur menjawab “Benar.”
Bule itu semakin bingung saja karena mendapat tiga jawaban yang berbeda. Lalu akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur lagi, mengapa waktu tanya tukang rokok dijawab “Ho oh,” lalu tanya polisi dijawab “betul” dan yang terakhir dijawab Gus Dur dengan kata “benar.”
Gus Dur tertegun sejenak, lalu dia berkata, “Ooh begini, kalau Anda bertanya kepada tamatan SD maka jawabannya adalah ho oh, kalau yang bertanya kepada tamatan SMA maka jawabannya adalah betul. Sedangkan kalau yang bertanya kepada tamatan Universitas maka jawabannya benar.”
Ajudan Clinton itu mengangguk dan akhirnya bertanya, “Jadi Anda ini seorang sarjana?”
Dengan spontan Gus Dur menjawab, “Ho … oh!”
*******************************
14. Syukur Tidak Bisa memanjat
Guyonan itu, rupanya, tidak berlebihan. Meski sudah banyak yang meramalkan bahwa penampilan Gus Dur di depan DPR Kamis lalu bakal ramai, toh tidak ada yang menyangka bahwa sampai seramai itu. Kalau bukan kiai, mana berani menjadikan pidato Ketua DPR Akbar Tandjung sebagai sasaran humor? Akbar sejak dulu memang selalu memulai pidato dengan memanjatkan syukur. Maka, Gus
Dur pun melucu, yang membuat semua anggota DPR tertawa: syukur memang perlu dipanjatkan karena Syukur tidak bisa memanjat
Begitu menariknya, karuan saja pidato presiden kini banyak ditunggu penonton televisi. Padahal, dulu-dulu kalau presiden pidato di TV banyak yang mematikan TV-nya. Begitu tidak menariknya pidato presiden di masa Orde Baru sampai-sampai pernah para anggota DPRD diwajibkan mendengarkannya. Itu pun harus diawasi agar mereka sungguh-sungguh seperti mendengarkan. Untuk itu,
perlu diadakan sidang pleno DPRD dengan acara khusus nonton televisi.
*******************************
15. Gus Dur Dicium Artis Cantik
Magnet sense of humor Gus Dur yang tinggi membuat kesengsem seorang artis cantik saat hadir dalam suatu acara di rumah salah seorang pengasuh Pondok Kajen, Jawa Tengah. Saking gemesnya, artis itu dengan santai langsung ngesun (mencium) pipi Gus Dur tanpa pake permisi. Jelas beberapa di antara mereka yang hadir langsung dibikin kaget dan bingung. Siapa yang kuat ngeliat kiai nyentrik cuma diem aja disun (dicium) artis cantik.
Tak lama kemudian begitu sudah agak sepi, Gus Mus yang sedang di antara mereka, langsungnumpahin sederet kalimat yang sudah dari tadi cuma bisa disimpan di dalam hati.
“Loh Gus, kok Gus Dur diam saja sih disun sama perempuan?’”
Dengan santai dan.. silakan bayangin sendiri gayanya, Gus Dur malah ngasih jawaban sepele.
“Lha wong saya kan nggak bisa lihat. Ya mbok sampeyan jangan pengen….”

Gus Dur emang seseorang yang luar biasa banget....
ONLY GUS DUR

Selasa, 14 Februari 2012

HIV/AIDS


Topik                           : HIV / AIDS
Tema                           : Kehidupan yang harus dijalani oleh para penderita HIV/AIDS.
Pengembangan            : definisi, pertentangan, contoh

Masih Manusiakah Kami ?
Realita kehidupan Para Penderita HIV/AIDS dalam lingkup sosial masyarakat.

Pernahkah anda membaca buku yang berjudul Tubil ? Jika pernah tentu anda langsung mengetahui jalan cerita  buku  tersebut. Tubil adalah seorang pemuda penderita HIV/AIDS yang memiliki semangat untuk mengubah hidup orang lain agar tidak ada orang lain yang terjerumus seperti dirinya. Walaupun banyak sekali orang yang mengucilkan dan tidak lagi peduli dengannya, namun semangat Tubil tidaklah pudar. Semangat Tubil tidak sia-sia. Sampai akhirnya Ia bertemu seorang teman lamanya yang tanpa dia duga dengan tulus memiliki niat untuk membantu Tubil. Ya akhirnya Tubil mulai kembali memiliki passion untuk hidup lewat temannya tersebut. Keluarga Tubil mulai menerima dengan tangan terbuka. Sisa hidup Tubil pun tidak sia-sia belaka. Sebelum akhir hidupnya Ia banyak memberikan seminar untuk para pemakai narkoba di lembaga pemasyarakatan. Akhirnya apa yang dia inginkan dapat dicapai dengan baik.
Tubil merupakan sebuah kisah nyata yang sangat menginspirasi bagi diri saya. Sebuah kisah dimana ada semangat yang timbul dari seseorang yang dikucilkan di dalam masyarakat. Saat ini banyak sekali para penderita penyakit HIV/AIDS yang disingkirkan oleh masyarakat. Hal ini merupakan suatu kesalahaan yang sangat  fatal. Seharusnya, para penderita penyakit HIV/AIDS mendapat tempat yang setara dengan masyarakat pada umumnya. Namun karena ketakutan masyarakat yang berlebihan akan penyakit menular ini, maka tak dapat dipungkiri akan sangat sulit bila mengajak masyarakat agar menyamaratakan kedudukan penderita HIV/AIDS di dalam hidup sosial bermasyarakat.
Namun pernahkah kita menyadari, andai saja diri kitalah yang menderita penyakit HIV/AIDS ini ? Lalu banyak orang mengucilkan diri kita. Kita tidak dipedulikan. Kita bagaikan sampah yang tidak berguna sama sekali. Tentunya hal itu akan menurunkan psikis kita, emosi di dalam diri menjadi tidak stabil dan akhirnya kita putus asa. Banyak sekali kasus penderita HIV/AIDS yang akhirnya memilih jalan untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Memprihatinkan bukan ?
Penyakit HIV/AIDS tidak semata-mata timbul begitu saja. Penyakit ini timbul karena berbagai hal negatif yang pernah dilakukan oleh penderita. Hal tersebut antara lain penggunaan narkotika, seks bebas, dan juga faktor keturunan. Namun yang sering terjadi, penyakit HIV lebih banyak disebabkan oleh faktor manusia itu sendiri. Namun walau bagaimanapun, kita sebagai manusia yang memiliki moral tidak boleh mendiskriminatif para  penderita HIV. Kita seharusnya lebih menerima dengan tangan terbuka para penderita.
Peran pemerintah juga sangatlah penting. Pemerintah diminta ikut berperan aktif dalam kepedulian terhadap para penderita penyakit ini. Banyak langkah yang dapat dilakukan pemerintah untuk menekan angka pertumbuhan penderita penyakit HIV/AIDS. Hal- hal yang dapat dilakukan antara lain mengadakan seminar-seminar, memberikan pendidikan seks bagi remaja dan masih banyak lagi. Jadi bukan hanya dorongan kesadaran diri tetapi peran pemerintah juga sangatlah penting dalam menanggulangi penyebaran HIV/AIDS yang terjadi di negara ini.
Marilah kita bersama-sama mengubah realita yang ada pada saat ini. Janganlah diri kita mengucilkan para penderita penyakit HIV/AIDS. Pada dasarnya mereka pun tidak ingin mengalami hal tersebut. Mereka mengalami itu bukan semata-mata kesalahan mereka secara penuh. Pengaruh lingkungan juga merupakan faktor yang berperan besar dalam persebaran penyakit HIV/AIDS tersebut.
Pada akhirnya tidak ada lagi para penderita HIV/AIDS yang menjerit “Masih Manusiakah Kami ?”. Sehingga kesetaraan di dalam kehidupan bermasyarakat dapat tercapai. Tidak memandang apakah dia miskin, kaya, sehat, atau apapun juga. Para penderita HIV/AIDS perlu uluran tangan dari kita semua bukan cercaan maupun hinaan.
Dalam hidup seorang insan  manusia, gejolak dan berbagai permasalahan  merupakan sebuah tinta yang tergores dan menjadi sebuah kenangan. Seberapa banyakkah tinta yang menggores diri, kita tidak akan pernah tahu. Semua hal itu merupakan esai ciptaan Tuhan bagi kita masing-masing. Kita tidak dapat merubah, tetapi tidak dapat juga menyesali. Satu hal yang hanya dapat kita lakukan yaitu mensyukuri. Dengan bersyukur maka segala keputusasaan kita dapat berubah menjadi sebuah asa yang dapat merubah hidup kita ke arah yang lebih baik.
Itulah hal yang dialami para penderita HIV/AIDS. Mereka harus merubah keputusasaan mereka menjadi sebuah asa yang menghidupkan. Mungkin akan sangat sulit melakukan itu semua secara sendiri. Tetapi alangkah lebih mudah jika kita semua memiliki kemauan untuk minimal menerima mereka. Yakinlah, penerimaan kita bagaikan sebuah berlian yang amat berharga di dalam hidup mereka. Seperti halnya Tubil yang akhirnya merasa hidupnya berarti setelah berbagai gejolak yang Ia alami. Syukurilah hidup layaknya Tubil yang mensyukuri penyakitnya.