Pages

Minggu, 09 September 2012

Belajar bersyukur...

      setiap hari dan setiap saat sangat sulit untuk bersyukur. aku terkadang bertanya pada Tuhan, mengapa Tuhan tidak pernah memberikan kebahagiaan pada diriku. Aku sering kali mengeluh atas hidup yang aku jalani saat ini. Ketika diriku berdoa di hadapan Tuhan aku sering menyalahkannya, aku sering menghujatnya dan aku sering menganggap bahwa Tuhan itu tidaklah adil. Mungkin itu merupakan dosa besar yang aku lakukan.
     Namun tiba di suatu hari ketika diriku menyusuri jalanan kota yang sangat panas dan penuh peluh. Aku berniat untuk mencoba menjadi sederhana dengan melakukan peregrinatio. Sepanjang perjalanan diriku melihat banyak hal yang sungguh mengugah diriku. Setiap langkah yang aku tapakkan menyiratkan bagaimana Tuhan begitu baik Sehingga Ia memberikan bumi dan tanah yang dapat ditinggali oleh manusia. Namun aku melihat hal yang lebih menyayat hati. Ketika aku berjalan tak pernah ada habisnya aku melihat orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal. Orang biasa menyebut sebagai gelandangan. mereka menggantungkan hidup mereka pada jalanan. wajah mereka begitu kotor. Pakaianya pun compang camping. Hal yang aku pikirkan pertama kali adalah bahwa mereka tak pernah menyerah dalam menjalani hidup ini. Dibalik semua hal yang mereka alami, aku masih bisa melihat senyuman dari wajah mereka. Senyuman itu memancarkan ketulusan yang tidak ada duanya. Aku semakin menyadari bahwa diriku begitu tak berguna. Aku selalu mengeluh dan tidak pernah sekalipun bersyukur. Padahal kehidupan yang aku jalani saat ini, jauh lebih baik dibanding para gelandangan dan juga anak jalanan yang aku jumpai. Ya, aku memang orang yang bodoh yang tak pernah menyadari kebaikan Tuhan. Mata hatiku tertutup karena diriku begitu egois dan tak pernah menyadari bahwa masih banyak orang lain yang lebih sulit dariku. 
        Ya, hidup itu memang tak pernah sama. antara aku dengan orang lain memilki jalan dan garis yang berbeda. Namun seluruh manusia di bumi ini tentu memiliki hak yang sama yaitu hak untuk selalu di sapa oleh Tuhan yang sesungguhnya selalu mengulurkan tangannya. mulai saat ini aku akan mengubah hidupku. Aku akan berusaha bersyukur. Seorang yang lebih menderita dibanding diriku saja bisa selalu bersyukur, mengapa aku tidak ?

Minggu, 02 September 2012

Puisi :D


Tik… Tik… Detik…
(falsafah mengenai hidup)

Tik.. tik.. detik..
Mengelitik,
Sedikit mengusik namun terkadang apik,
Jarum tak bisa menampik,
Bahkan sulit untuk melirik..

Tik.. tik..
Bunyinya “tik..tik..”
Sang tik berjalan ke kanan,
Tak pernah memikirkan tekanan..

Tik.. tik..
Ketika berada di atas,
Maupun berada di bawah,
Tetap berdetik
Dan selalu nyentrik...

Tik.. tik..
Detik dan detik
Bila sudah berdetik
Tentu tak akan ada yang bisa mengusik .

Tik.. tik..
Tak akan pernah jarum jam berbalik,
Yang dihadapi adalah pelik,
Terkadang mencekik,
Tentu selalu kanan tak akan pernah kiri,
Berjalan selalu tak akan pernah berhenti,
Maju selalu tak akan pernah mundur .
Tik.. detik.. klik..
Sang jarum berbunyi tik !
Tik bagian dari detik
Detik berada di sebuah jam
Sang detik terus akan tik
Sampai titik paling pelik ..

Tik.. tik..
Tik..
Detik..



_”Terinspirasi dari sebuah jam kuno yang selalu menemani”_